Fiksi dan nonfiksi merupakan kedua istilah yang kerap dijumpai dalam dunia literasi dan karya sastra. Meski begitu, masih banyak orang yang bingung akan perbedaan kedua istilah ini. Itu sebabnya, memahami pengertian fiksi dan non fiksi merupakan langkah awal yang tepat.
Tidak hanya kebingungan mengenai perbedaan antar keduanya, sebagian orang juga masih sering terbalik dalam mengartikan kedua istilah ini. Di bawah ini ialah penjelasan lengkap mengenai pengertian fiksi dan non fiksi serta perbedaan antara keduanya.
Pengertian Fiksi
Fiksi merupakan istilah yang digunakan dalam penyebutan cerita atau karya sastra yang bersifat khayalan atau rekayasa manusia. Dengan kata lain, fiksi merupakan karya yang tidak perlu dicari tahu atau dibuktikan akan kebenarannya.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku oleh Atep Tatang dkk, fiksi diartikan sebagai cerita-cerita atau kisah yang bersifat khayali. Adapun contoh buku yang termasuk fiksi ialah novel, hikayat, komik, buku dongeng dan cerita, cerpen ataupun legenda.
Buku fiksi juga kerap disebut sebagai buku narasi imajinatif karena di dalamnya terdapat cerita-cerita rekaan manusia yang tidak disusun berdasarkan kisah nyata.
Jenis-Jenis Cerita Fiksi
Berikut ialah beberapa jenis cerita-cerita fiksi yang mungkin sering Anda temui sehari-hari:
1. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra berupa prosa yang bersifat fiktif, cerita yang terkandung di dalamnya merupakan rekaan atau tidak benar-benar terjadi.
2. Dongeng
Dongeng merupakan cerita mengenai zaman dahulu yang bersifat fiktif yang tidak pernah terjadi.
3. Fabel
Fabel merupakan cerita yang menggambarkan mengenai watak dan perilaku manusia melalui peran binatang, biasanya memuat pesan moral dan budi pekerti.
4. Novel
Novel merupakan karya sastra berupa prosa naratif yang cukup panjang, di dalamnya terdapat rangkaian cerita mengenai kehidupan beberapa tokoh dan lingkungan sekitarnya.
Ciri-Ciri Penulisan Cerita Fiksi
Adapun beberapa poin yang menjadi ciri-ciri dalam penulisan cerita fiksi ialah sebagai berikut:
Bentuk Tulisan
Poin pertama yang menjadi ciri-ciri cerita fiksi terletak pada cara penulisannya. Dalam hal ini, penulis biasanya menuangkan ceritanya sesuai imajinasi dan kreativitasnya sendiri yang bersifat khayalan.
Dengan begitu, tidak ada batasan dalam penulisannya, mereka bebas menuangkan idenya dalam berbagai bentuk secara jelas.
Memiliki Ide yang Luas
Poin kedua yang menjadi ciri-ciri sekaligus kelebihan cerita fiksi ialah ide atau gagasannya yang lebih luas. Melalui tulisan ini, emosi pembacanya bisa tergugah secara maksimal. Semakin mereka menguasai alur ceritanya, maka semakin besar pula kemungkinan emosinya terbawa.
Mengandung Unsur Intrinsik
Disamping kedua ciri yang telah disebutkan, cerita fiksi juga memiliki unsur intrinsik yang menjadi ciri khas atau pembeda dengan jenis cerita lainnya. Berikut ialah penjelasan setiap unsurnya:
- Tema adalah pokok permasalahan yang dibahas dalam cerita
- Latar merupakan setting dalam cerita berupa tempat, waktu dan suasana peristiwa dalam cerita
- Alur atau plot merupakan jalan cerita yang biasanya dibarengi dengan konflik
- Tokoh dan penokohan merupakan karakter yang menghidupkan jalan cerita
- Sudut pandang atau teknik yang digunakan pengarang dalam menuliskan cerita. Dalam hal ini, sudut pandang terbagi menjadi dua yakni sudut pandang orang pertama (aku-an) atau sudut pandang orang ketiga (dia-an)
- Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita sesuai dengan tema yang diangkat
Itulah ke-3 ciri-ciri cerita fiksi beserta penjelasan dan poin-poin penting di dalamnya. Dengan memahami pengertian fiksi dan non fiksi, jenis beserta ciri-cirinya, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk membedakan antara keduanya bukan?
Pengertian Non Fiksi
Nonfiksi merupakan istilah yang digunakan dalam penyebutan literatur atau karya berupa narasi faktual atau tidak bersifat khayali. Non Fiksi menjadi lawan kata atau kebalikan dari istilah fiksi yang telah banyak dibahas sebelumnya.
Nonfiksi bersifat realistis atau apa adanya sesuai apa yang benar-benar terjadi. Penyebutan istilah ini bisa digunakan dalam berbagai karya, seperti buku, berita, biografi, laporan pengamatan, perjalanan dan masih banyak lagi.
Keberadaan teks atau tulisan ini pada dasarnya tidak asing lagi atau sering Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya teks berita yang Anda baca setiap harinya, itu merupakan salah satu contoh dari teks non fiksi.
Ciri-Ciri Tulisan Non Fiksi
Berikut ialah beberapa ciri-ciri tulisan atau teks nonfiksi:
Menjelaskan Objek secara Faktual
Sesuai dengan pengertiannya, teks non fiksi akan memberikan penjelasan secara faktual atau berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi di lapangan. Dalam hal ini, objek yang dijelaskan sangat bervariatif sesuai dengan tema teks yang dibuat.
Memiliki Unsur Objektivitas yang Tinggi
Sebagai jenis teks yang memuat dan menjelaskan objek secara faktual, maka sifat tulisan ini ialah objektif atau tidak memihak pada penulisnya. Tulisannya berdasarkan fakta dan bersifat netral atau tidak memihak.
Hal ini tentunya sangat berbanding terbalik jika dibandingkan dengan teks fiksi yang sangat subjektif karena pengarang memiliki kuasa penuh untuk menuangkan imajinasinya.
Bahasa yang Digunakan Bersifat Denotatif
Ciri ketiga dari teks nonfiksi ialah bahasa yang digunakan bersifat denotatif atau ,merujuk pada pengertian yang sudah jelas akan kebenarannya. Hal ini bertujuan agar teks yang dibuat tidak bersifat ambigu atau memicu munculnya penafsiran ganda.
Penjelasan yang Termuat Berupa Gagasan
Penjelasan yang termuat dalam teks nonfiksi merupakan gagasan dan fakta yang harus terbukti akan kebenarannya. Adapun gagasan yang dimaksud ialah ide atau pemikiran penulis yang dilengkapi dengan data-data relevan berupa gambar, tabel, grafik ataupun diagram.
Beberapa ciri-ciri di atas sudah pasti akan termuat dalam jenis-jenis tulisan nonfiksi seperti misalnya biografi, esai, makalah, artikel, kamus, teks laporan observasi, berita dan masih banyak lagi.
Setelah memahami terkait pengertian fiksi dan non fiksi, jenis serta ciri-cirinya, maka Anda lebih mudah bukan membedakan antara keduanya? Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir lagi salah mengartikan dari kedua istilah tersebut.