Category: Biologi

  • Pengertian Gamet dalam Genetika/Pewarisan Sifat dan Jenis-jenisnya

    Pengertian Gamet dalam Genetika/Pewarisan Sifat dan Jenis-jenisnya

    Dalam ilmu biologi, khususnya yang berkaitan dengan sistem reproduksi manusia, istilah gamet kerap kali diperbincangkan. Dalam hal ini, pengertian gamet ialah suatu komponen dan fase yang pernah dimiliki oleh manusia.

    Meski menjadi istilah yang cukup populer dan kerap terdengar, namun sebagian orang belum memahami terkait makna sebenarnya dari istilah gamet.

    Pengertian Gamet

    Pengertian-Gamet

    Gamet merupakan istilah yang digunakan untuk penyebutan sel reproduksi yang mengandung satu salinan kromosom.

    Dilansir dari Encyclopedia Britannica, gamet dinilai hanya mengandung satu sel kromosom yang berbeda atau tidak dalam satu bentuk yang utuh sebagai pembentuk sel haploid atau susunan organisme lengkap.

    Apa Itu Gamet?

    Apa-Itu-Gamet

    Mengetahui pengertian gamet tanpa memahami apa makna dan arti nya menjadi kurang lengkap bukan? Gamet adalah istilah biologis dalam penyebutan sel haploid dimana setiap selnya hanya terdapat satu salinan dari masing-masing kromosom.

    Selama pembelahan (meiosis), sel induk yang memiliki dua salinan dari masing-masing kromosom akan melakukan satu kali putaran replikasi DNA diikuti dengan dua siklus pembelahan nuklir untuk menghasilkan pembelahan 4 sel lainnya.

    Setiap gamet pasti memiliki susunan kromosom yang unik, setelah melalui proses pembuahan, maka mereka akan bergabung dengan gamet lawan jenis dan terbentuklah zigot sebagai penentu karakteristik fisik individu.

    Pembentukan Gamet

    Pembentukan-Gamet

    Gamet merupakan suatu kondisi yang diduga terbentuk melalui proses pembelahan yang kerap disebut sebagai meiosis. 

    Dalam hal ini, sel germinal akan mengalami 2 kali pembelahan yakni berupa meiosis dan empat buah anak sel lainnya dengan masing-masing satu set kromosom. 

    Dari keseluruhan proses pembelahan sel itu kerap disebut sebagai gametogenesis, sedangkan proses pembelahan keempat anak sel lainnya disebut sebagai gamet.

    1. Proses Pembentukan Gamet

    Prose pembentukan gamet pada manusia, baik itu gamet betina (ovum) ataupun gamet jantan (sperma) disebut sebagai gametogenesis.

    Proses ini merupakan istilah yang digunakan untuk penyebutan proses meiosis dalam dua proses yakni pembelahan pertama (meiosis 1 dan meiosis 2).

    Adapun tempat berlangsungnya pembentukan sel telur berada dalam ovarium, sedangkan pembentukan sperma berada dalam testis.

    2. Gamet dan Pemupukan

    Pemupukan ialah proses yang terjadi ketik gamet jantan dan betina bersatu. Dalam proses reproduksi hewan, penyatuan sperma dan sel telur terjadi dalam tuba falopi.

    Dalam proses ini, jutaan sperma akan dilepaskan ketika melakukan hubungan seksual dan salah satunya nanti akan ada yang masuk ke dalam tuba. 

    Sperma memiliki selaput penutup layaknya topi yang mengandung enzim yang mempermudah sperma menembus selaput luar sel telur.

    Ketika kepala sperma telah menyentuh sel telur, maka terjadinya pelepasan zat-zat yang bisa memodifikasi zona pellucida agar sperma tidak membuahi sel telur lainnya.

    Proses tersebut sangat penting karena dapat meminimalisir resiko kematian zigot ataupun kemunculan zigot dengan kromosom ekstra.

    3. Pengembangan

    Setelah proses pembuahan berhasil dilakukan, dua gamet yang berbeda pada akhirnya menjadi satu zigot diploid dengan total 23 kromosom homolog yang berasal dari kromosom ayah dan ibu dengan perbandingan 50:50.

    Selanjutnya, zigot akan terus berkembang sampai nantinya berhasil terbentuk satu individu utuh.

    Jenis-Jenis Gamet

    Prose pembelahan keempat sel atau kerap disebut gamet terbagi menjadi beberapa jenis, berikut ialah penjelasan lebih lengkapnya:

    1. Isogami

    Isogami

    Isogami merupakan jenis gamet pertama yang termasuk dalam gamet heterogami dengan morfologi bentuk dan ukuran yang sama persis. dalam hal ini, kedua jenis gamet yang berbeda tidak dapat diketahui perbedaannya secara spesifik.

    Seperti misalnya yakni gamet isogami jantan dan gamet isogami betina yang tampak sama atau tidak ada perbedaan antar keduanya. Adapun salah satu contoh organisme yang berkembang dengan jenis pembelahan ini ialah Alga Uniseluler.

    2. Anisogami

    Anisogami

    Jenis gamet kedua ialah anisogami dimana terdapat perbedaan antara dua jenis gamet yang berbeda yani jantan dan betina. Pada umumnya, gamet betina cenderung memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan gamet jantan.

    Gamet anisogami termasuk jenis pembelahan sel non-motil atau tidak bisa bergerak, seperti misalnya yakni tumbuhan yang memiliki bunga.

    3. Oogami

    Oogami

    Oogami merupakan jenis gamet terakhir yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Jenis gamet ini bisa dibedakan secara jelas mengenai jantan atau betinanya karena terdapat perbedaan yang cukup signifikan.

    Adapun beberapa indikator yang bisa dijadikan pembeda antar gamet ini ialah ukuran, bentuk dan perbedaan motilitas antar keduanya.

    Dalam hal ini, gamet betina cenderung tidak bisa bergerak (non-motil) sehingga kerap disebut sebagai sel telur. 

    Sedangkan gamet betina memiliki ukuran kecil dengan kemampuan gerak (motil) yang memadai sehingga penyebutnya juga kerap disebut sebagai sel sperma.

    Setelah memahami tentang pengertian gamet, proses pembentukan dan jenis-jenisnya, maka akan lebih lengkap jika Anda mengetahui pula mengenai karakteristik dan perbedaannya.

    Karakteristik Gamet

    Karakteristik-Gamet

    Pemberian nama gamer pada umumnya didasarkan pada jenis kelami pembawa (kingdom) dari tempat asalnya, baik itu manusia ataupun hewan.

    Dalam manusia gemat merupakan bertemu dan menyatunya sel telur wanita dan pria sampai pada akhirnya menghasilkan sel telur yang dibuahi dan berisi 2 set kromosom.

    Selanjutnya yakni dalam tumbuhan, gamet betina pada umumnya disebut sebagai oosfer sedangkan gametofit jantan yang berperan membuahi oosfer.

    Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa gamet memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak hanya mengenai jantan atau betina, melainkan karena perbedaan jenis makhluk pendukungnya seperti manusia, hewan ataupun tumbuhan.

    Demikianlah pengertian gamet lengkap dengan prose pembentukan, jenis-jenis dan karakteristik yang dimilikinya. Meski terbilang sebagai istilah yang familiar atau kerap dijumpai, namun kenyataannya banyak orang yang belum memahami tentang apa itu gamet. 

  • Pengertian Bioma dalam Biologi dan Jenis-jenisnya

    Pengertian Bioma dalam Biologi dan Jenis-jenisnya

    Permukaan Bumi yang sangat luas membuat banyak macam bioma yang terdapat di dalamnya. Namun, apa itu pengertian bioma dalam biologi sebenarnya?

    Bioma sendiri membedakan kawasan di setiap negara berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Beberapa bioma hanya ada di negara tertentu pula, di mana hewan dan tumbuhan yang mendominasi juga berbeda.

    Pengertian Bioma dalam Biologi

    Apa-Itu-Bioma

    Berdasarkan ilmu yang menaunginya, pengertian bioma dalam biologi adalah sekelompok hewan atau tumbuhan yang tinggal dan menetap di kawasan geografis tertentu. Ini berarti kelompok hewan dan tumbuhan tersebut tidak dapat di jumpai di kawasan lain.

    Vegetasi dari suatu bioma mendapat pengaruh dari letak geografis, iklim, intensitas cahaya, serta curah hujan. Maka, sangat wajar apabila ada spesies hewan tertentu yang belum tentu bisa dijumpai pada bioma lain.

    Apa Saja Macam-Macam Bioma?

    Di permukaan Bumi yang luas ini, terdapat ragam bioma, di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Bioma Gurun Pasir

    Bioma-Gurun-Pasir

    Seperti namanya, bioma ini berbentuk padang gurun di mana hujan adalah peristiwa alam yang sangat jarang sekali terjadi. Curah hujan rata-ratanya sangat rendah, yakni kurang dari 20 cm/tahun. Suhu ekstrem ini dapat mencapai 60 derajat Celcius.

    Karena itu pula struktur tanah pada bioma gurun mudah pecah. Walau begitu, masih ada beberapa hewan dan tumbuhan yang dapat bertahan hidup pada bioma ini, misalnya kaktus, eukaliptus, sukulen, serta tumbuhan berdaun kaku lain.

    Sementara hewan yang kuat dengan suasana guru adalah unta, kalajengking, ular, kadal, laba-laba, dan beberapa macam serangga.

    2. Bioma Stepa atau Padang Rumput

    Bioma-Stepa-atau-Padang-Rumput

    Berdasarkan pengertian bioma dalam biologi, padang rumput adalah bioma yang kerap dijumpai di daerah tropis dan subtropis. Curah hujan pada kawasan ini sekitar 250-500 mm/tahun. Sabana atau stepa umumnya terdapat pada perbatasan daerah tropis dan subtropis.

    Contoh bioma stepa ada di negara Hungaria, Asia Tengah, Rusia Selatan, Australia, dan Amerika Selatan. Karakteristik bioma padang rumput adalah sebagai berikut.

    1. Mempunyai drainase atau porositas yang kurang baik sebab curah hujan tidak teratur.
    2. Suhu udara siang mencapai 45 derajat Celcius, sementara malam nol derajat Celcius.
    3. Lebih mudah evaporasi (penguapan) daripada presipitasi.
    4. Kelembapan udara sangat rendah.
    5. Tumbuhan didominasi oleh  rerumputan.
    6. Hewan yang banyak ditemui adalah zebra (Afrika), bison (Amerika), kanguru (Australia), serigala, anjing liar, singa, dan cheetah.

    3. Bioma Sabana

    Bioma-Sabana

    Pada dasarnya, sabana mirip dengan padang rumput. Perbedaannya terletak pada pepohonan yang tumbuh tersebar di bioma ini, seperti akasia dan palem. Sabana ada di daerah subtropis dan tropis. Karakteristiknya ialah seperti berikut.

    1. Curah hujannya 250-700 mm/tahun; Bila curah hujan rendah (250-500 mm/tahun), bioma akan menjadi semak belukar, sedangkan ketika tinggi (500-700 mm/tahun), bioma akan menjadi hutan hujan.
    2. Intensitas hujan tidak teratur.
    3. Porositas (peresapan) tinggi.
    4. Drainase (aliran air) berlangsung cepat.
    5. Bulan kering terlaksana pada bulan Desember hingga Februari, sementara bulan basah pada bulan Mei.
    6. Hewan yang mendominasi adalah zebra, jerapah, singa, dan kerbau.
    7. Sabana yang populer ada di Afrika Timur, tepatnya di Dataran Serengeti di Tanzania.

    4. Bioma Hutan Tropis

    Bioma-Hutan-Tropis

    Bioma ini menjadi jenis hutan tersubur dan cuma dapat dijumpai di daerah tropis. Ragam tumbuhan yang bisa hidup sangat tinggi. Bioma ini bisa dijumpai di Amerika Tengah dan sepanjang aliran sungai Amazon-Orinaco. Sebagian lain ada di Lembah Kongo (Afrika), Asia Tenggara, dan Papua Nugini.

    Karakteristik bioma hutan tropis adalah sebagai berikut.

    1. Curah hujan tinggi, yaitu 200-225 cm/tahun.
    2. Bioma disinari matahari sepanjang tahun.
    3. Suhu tidak berubah signifikan setiap bulan.
    4. Daerah dalam hutan tampak selalu gelap.
    5. Suhu berkisar 25 hingga 31 derajat Celcius.
    6. Keadaan tanah sangat subur.
    7. Tumbuhan yang kerap dijumpai adalah tumbuhan berkayu dengan tinggi 20-40 m; rotan, anggrek, epifit, paku sarang burung, dan sebagainya. Sementara hewan yang mendominasi adalah kera, beberapa jenis burung, tupai, singa, macan, jaguar, dan sebagainya.

    5. Bioma Hutan Gugur

    Bioma-Hutan-Gugur

    Musim gugur adalah salah satu musim di negara subtropis (empat musim), maka bioma ini hanya dijumpai di negara subtropis seperti Cina, Jepang, Korea, bagian timur Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

    Pepohonan di bioma ini tidak banyak dan letaknya tak terlalu rapat. Mereka akan meranggas atau menggugurkan daun ketika musim dingin. Karakteristik bioma ini dapat disimak sebagai berikut.

    1. Curah hujan tinggi: 700-1.000 mm/tahun.
    2. Terdapat empat musim: dingin, semi, panas, dan gugur.
    3. Ragam tumbuhan rendah.
    4. Pepohonan tidak memiliki daun lebar.
    5. Hewan yang mendominasi adalah serigala, beruang, burung pelatuk, rusa, dan rubah.

    6. Bioma Taiga

    Bioma-Taiga

    Berdasarkan pengertian bioma dalam biologi, taiga menjadi salah satu bioma dengan tumbuhan berdaun tajam seperti jarum yang mendominasi. Bioma ini dapat dijumpai di daerah subtropis dan kutub, seperti Skandinavia, Siberia, Rusia, Alaska, serta Kanada.

    Karakteristik bioma ini adalah sebagai berikut.

    1. Perbedaan suhu tinggi ketika musim dingin dan musim panas.
    2. Pepohonan tumbuh saat musim panas, sekitar 3-6 bulan.
    3. Curah hujannya 250 mm/tahun.
    4. Musim panas berlangsung tiga bulan saja, selebihnya adalah musim dingin.
    5. Tumbuhan yang mendominasi adalah jenis konifer, seperti cemara, albus, juniper, pinus, elder, serta spruce. Sementara hewannya adalah serigala, tupai, beruang hitam, dan sejumlah jenis burung.

    7. Bioma Tundra

    Bioma-Tundra

    Bioma tundra adalah kawasan tanpa pepohonan, tidak seperti bioma lain. Bioma ini ada di daerah dengan suhu sangat rendah, yakni kutub. Vegetasi yang ada hanya lumut dan lumut kerak. Bioma tundra bisa dijumpai di daerah lingkar Antartika dan Arktik.

    Karakteristik bioma ini adalah sebagai berikut.

    1. Lama musim dingin adalah sekitar 9 bulan.
    2. Curah hujannya rendah, yakni 100-250 mm/tahun.
    3. Masa hidup tumbuhan 3 bulan saja, yaitu ketika musim panas.
    4. Sebagian besar tanah adalah batuan induk yang mengalami sedikit pelapukan.
    5. Suhu tertinggi adalah 10OC, terendah -35OC.
    6. Hewan yang dapat hidup adalah penguin (kutub selatan), beruang kutub (kutub utara), singa laut, rusa kutub, walrus, anjing kutub, bison berbulu tebal, dan beberapa jenis burung.

    8. Bioma Mangrove (Hutan Bakau)

    Bioma-Mangrove-Hutan-Bakau

    Daerah ini ada di sepanjang pantai kawasan tropis dan subtropis. Hutan bakau hadir untuk menghindari dampak buruk abrasi air laut. Di Indonesia, hutan bakau terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai barat dan Selatan Kalimantan, daerah Segara Anakan, serta Wonorejo di Surabaya.

    Karakteristik bioma mangrove adalah sebagai berikut.

    1. Kadar garam pada air dan tanah tinggi.
    2. Kadar oksigen pada air dan tanah rendah.
    3. Jenis tanah adalah tanah lumpur.
    4. Tumbuhan yang mendominasi adalah pohon bakau, pohon bogem, dan pohon kayu api. Sementara hewannya adalah ikan, biawak, beberapa jenis burung, dan buaya.

    Bagaimana? Apakah bioma-bioma dalam pengertian bioma dalam biologi tersebut sudah pernah dijelajahi sebelumnya? Bagaimana perbedaan yang dapat dirasakan?

  • Pengertian Fotonasti, Contoh, dan Jenis-jenisnya Pada Tumbuhan

    Pengertian Fotonasti, Contoh, dan Jenis-jenisnya Pada Tumbuhan

    Fotonasti merupakan salah satu jenis gerak nasti pada tumbuhan. Sebagai jenis gerak dalam tumbuhan, fotonasti kerap disalahartikan atau disamakan dengan gerakan nasti lainnya sehingga mengetahui pengertian fotonasti dan ciri-cirinya menjadi poin yang sangat penting.

    Tumbuhan termasuk makhluk hidup yang melakukan gerak pasif karena mereka tidak dapat berpindah tempat dengan sendirinya. Gerakan yang ada di dalamnya termasuk gerak esionom yang mendapatkan pengaruh berupa rangsang dari luar tumbuhan.

    Apa itu Gerak Nasti?

    Apa-itu-Gerak-Nasti

    Sebelum jauh membahas mengenai pengertian fotonasti, maka pahami terlebih dahulu apa itu gerak nasti. 

    Secara umum, gerak nasti diartikan sebagai gerakan salah satu bagian tubuh tumbuhan sebagai akibat munculnya rangsangan dari luar, baik itu rangsangan fisik, kimia atau mekanik.

    Adapun rangsangan fisik dalam hal ini bisa berupa cahaya, suhu, air maupun gravitasi, sedangkan rangsangan kimia lebih mengarah ke pemberian pupuk atau penggunaan bahan-bahan kimia. 

    Selanjutnya untuk rangsangan mekanik bisa disebabkan oleh gerakan dan tiupan angin.

    Pengertian Fotonasti dan Contohnya

    Pengertian-Fotonasti-dan-Contohnya

    Fotonasti merupakan jenis gerakan nasti yang mendapatkan pengaruh dari rangsangan cahaya. Contohnya yakni gerakan bunga mirabilis Jalapa atau kerap disebut bunga pukul empat sore. Sesuai dengan namanya, bunga ini bermekaran pada pukul 4 sore.

    Selain bunga pukul 4 sore, terdapat pula bunga pukul sembilan yang nantinya akan mekar sekitar pukul sembilan malam. Kedua gerakan tersebut diakibatkan adanya rangsangan fisik berupa perubahan cahaya dari siang menuju malam atau sore hari.

    Jenis-Jenis Gerakan Nasti

    Selain fotonasti, masih terdapat gerakan nasti lainnya dalam tumbuhan seperti tigmonasti, seismonasti, niktinasti, kemonasti dan termonasti. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

    1. Tigmonasti

    Tigmonasti

    Tigmonasti atau kerap disebut seismonasti merupakan gerak semu tumbuhan yang muncul sebagai akibat adanya perubahan turgor dan sentuhan dari luar. Istilah tigmo dalam hal ini berasal dari bahasa Yunani yakni “tigma” yang berarti sebagai sentuhan.

    Adapun gerak yang termasuk jenis tigmonasti ialah gerak menutupnya daun putri malu akibat mendapatkan sentuhan dari luar. Sentuhan tersebut mengakibatkan berkurangnya kadar air sehingga turgor akan menurun dan menyebabkan daun mengerut.

    Setelah beberapa saat, ketika konsentrasi air dalam tubuh telah kembali seperti semula, maka daun akan kembali terbuka seperti posisi semula. Penutupan daun ini pada umumnya terjadi dalam waktu singkat yakni 1-2 menit.

    Setelah kurang lebih 10 detik, maka mereka akan kembali ke posisi semula, namun hal ini tidak terjadi dalam semua tanaman mengingat lama atau tidaknya proses pembukaan daun tergantung pada tekanan turgor dalam sel tumbuhan yang berbeda-beda.

    Itu sebabnya, lama atau tidaknya waktu mengerutnya daun putri malu antara tanaman satu dengan lainnya tidak pasti sama.

    2. Niktinasti

    Niktinasti

    Selain fotonasti dan niktinasti, terdapat pula gerakan tumbuhan yang disebut sebagai niktinasti. Istilah gerakan ini pada awalnya mengadaptasi istilah bahasa Inggris yakni Night yang berarti malam.

    Selain itu, Istilah nikti juga kerap disebut sebagai adaptasi bagi kata “nux” dari Bahasa Yunani yang berarti malam.

    Sesuai dengan namanya, gerakan niktinasti merupakan jenis gerakan tumbuhan sebagai akibat datangnya suasana malam yang gelap. Gerak niktinasti kerap juga disebut sebagai gerak tidur yang terjadi secara  periodik ketika suasana mulai gelap atau menjelang malam.  

    Pada umumnya, gerakan niktinasti ini disertai dengan perubahan suhu yang mempengaruhi perubahan gerak sendi dan turgor. Sebagai akibat penurunan tekanan turgor, maka daun akan menutup atau mengalami pengerutan dibandingkan bentuk semula.

    Adapun contoh tumbuhan yang kerap mengalami gerak niktinasti ialah tumbuhan kacang dan polong-polongan yang mengalami penutupan daun secara majemuk pada sore atau menjelang malam hari.

    Selain itu, daun bunga merak juga mengalami gerakan niktinasti karena saat malam hari tiba. Daunnya mulai menutup.

    3. Kemonasti

    Kemonasti pengertian fotonasti

    Kemonasti merupakan salah satu bagian dari gerak nasti yang disebabkan karena adanya pengaruh penggunaan zat kimia. Dalam hal ini, penggunaan zat-zat kimia bisa berupa pupuk ataupun bahan-bahan pembasmi hama yang kerap digunakan dalam tanaman.

    Meski gerakan ini terjadi sebagai akibat dari penggunaan bahan kimia, namun keberadaannya tidak selalu berbahaya.

    Adapun contoh dari gerak kemonasti pada tumbuhan ialah membukanya mulut daun (stomata) ketika siang hari sebagai akibat adanya peningkatan unsur karbon dioksida yang diperoleh dari bahan-bahan kimia.

    4. Termonasti

    Termonasti

    Termonasti berasal dari kata term dalam Bahasa Inggris yang berarti sebagai suhu. Dengan begitu, gerakan termonasti diartikan sebagai gerakan tanaman yang dipengaruhi oleh perubahan suhu.

    Adapun contoh tumbuhan yang mengalami gerak termonasti ialah bunga tulip, tanaman ini merupakan jenis bunga yang mampu hidup dalam empat musim yang berbeda. Keberadaannya banyak ditemui di kawasan Benua Eropa yang memiliki 4 musim berbeda.

    Dalam hal ini, bunga tulip banyak bermekaran ketika musim semi saja karena musim tersebut memiliki udara yang lebih hangat dibandingkan musim-musim lainnya. Namun, sebagian kecil bunga tulip tetap bisa bermekaran di musim-musim yang lain.

    Dengan begitu, pengaruh suhu terhadap gerakan tumbuhan-tumbuhan ini sangatlah signifikan. Jika suhu udara sangat dingin, maka kebanyakan dari mereka enggan bermekaran.

    5. Nasti Kompleks

    Nasti-Kompleks pengertian fotonasti

    Gerak terakhir yang termasuk dalam nasti ialah gerakan nasti kompleks yang terjadi sebagai akibat adanya pengaruh dari berbagai rangsangan.

    Berbagai faktor yang saling berhubungan mengakibatkan munculnya gerakan ini seperti misalnya faktor kimia bersamaan dengan mekanik dan sebagainya.

    Adapun contoh gerak nasti kompleks ialah terbukanya stomata pada tumbuhan sebagai akibat dari beberapa faktor secara bersamaan seperti penggunaan bahan-bahan atau obat kimia, cahaya matahari, suhu ataupun pengaruh mekanik berupa angin.

    Itulah pengertian beberapa gerakan nasti beserta contohnya yang bisa bermanfaat untuk menambah wawasan atau pengetahuan terkait gerakan-gerakan tumbuhan.

    Setelah memahami pengertian fotonasti dan beberapa gerakan nasti lainnya, maka Anda bisa menemukan contoh-contoh lain dalam tumbuhan yang mungkin kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 

  • Pengertian Fenotip dalam Genetika, Contoh, & Bedanya dengan Genotip

    Pengertian Fenotip dalam Genetika, Contoh, & Bedanya dengan Genotip

    Fenotip merupakan karakteristik yang dapat diamati dari suatu organisme, baik itu fisiologis, struktural, biokimiawi ataupun perilaku. Pengertian fenotip mencakup beberapa tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme.

    Fenotip merupakan istilah yang kerap dijumpai dalam konsep pewarisan sifat bersamaan dengan genotip. Keduanya memiliki penyebutan yang hampir sama sehingga tidak heran jika banyak orang yang bingung akan perbedaan keduanya.

    Pengertian Fenotip dan Contohnya

    Fenotip merupakan ciri khas individu yang dapat diamati secara jelas seperti misalnya mata, warna kulit, tinggi badan dan masih banyak lagi. 

    Pada awalnya, kemunculan fenotip ini ditentukan oleh genotip, namun seiring berjalannya waktu bisa mengalami perubahan akibat pengaruh lingkungan.

    Di bawah ini ialah beberapa contoh kasus fenotip yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari:

    1. Warna Kulit

    Warna-Kulit

    Sebagai contohnya yakni orang tua yang memiliki warna kulit kuning langsat dan menurunkan sifat tersebut kepada anaknya.

    Namun, seiring berjalannya waktu, anak tersebut mengalami perubahan warna kulit karena kebiasaan, aktivitas dan lingkungannya yang berada dalam daerah panas.

    Dalam contoh kasus tersebut, warna kulit terang berperan sebagai genotip atau pembentuk awal fenotip. Sedangkan warna kulit yang gelap menjadi fenotip akhir yang terbentuk akibat adanya pengaruh kebiasaan dan lingkungan.

    2. Warna Bulu

    Warna-Bulu

    Contoh lain dari fenotip juga tampak dalam burung flamingo. Pada dasarnya, mereka memiliki bulu berwarna putih sebagai genotip penghasil fenotip bawaan yang diturunkan dari orang tuanya.

    Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mengalami perubahan warna bulu dikarenakan pola makan yang sering dilakukan. Dalam hal ini, mereka kerap mengkonsumsi organisme ataupun tanaman dengan pigmen merah muda sehingga berpengaruh terhadap warna bulunya.

    Sama halnya seperti contoh sebelumnya, warna bulu merah muda akibat pengaruh makanan merupakan fenotip akhir yang terbentuk.

    Kedua contoh kasus fenotip di atas bisa memperjelas pemahaman terkait pengertian fenotip bukan? Selain kedua contoh itu, Anda juga bisa menemukan contoh-contoh lain kasus atau fenomena fenotip dalam kehidupan sehari-hari.

    Semakin paham mengenai konsep kedua istilah tersebut, maka semakin mudah pula nantinya Anda menemukan contoh-contohnya dalam kehidupan, baik itu dalam tubuh manusia ataupun hewan.

    Pengertian Genotip dan Contohnya

    Pengertian-Fenotip-dalam-Genetika-Contoh-Bedanya-dengan-Genotip

    Setelah memahami apa itu pengertian fenotip, maka akan lebih lengkap jika Anda memahami pula terkait pengertian genotip. Sebagai istilah dalam pewarisan sifat, genotipe diartikan sebagai identitas genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak secara lengkap.

    Genotip merupakan komponen yang terdiri dari susunan genom yang khas atau berbeda di setiap orangnya, terkecuali bagi mereka yang terlahir kembar identik. Adapun bagian tubuh yang termasuk warisan genotip ialah warna mata, warna rambut, bentuk hidung, ukuran kaki ataupun tinggi badan.

    Sebagai contohnya, orang tua yang memiliki mata berwarna coklat, maka anak akan mewarisi gen tersebut dengan warna mata yang sama. Hal ini bersifat mutlak dan tidak bisa berubah karena pengaruh lingkungan layaknya fenotip.

    Sama halnya dengan warna rambut, jika orang tua memiliki warna rambut pirang, maka anak juga akan mewarisi warna tersebut. 

    Warisan genotip ini tidak dapat berubah dengan sendirinya, terkecuali memang dilakukan perubahan secara sengaja seperti mengecat rambut ataupun operasi.

    Perbedaan Fenotip dan Genotip

    Perbedaan-Fenotip-dan-Genotip

    Disamping memahami pengertian fenotip dan genotip, Anda juga harus memahami secara mendalam terkait perbedaan antara keduanya. Berikut ialah dua indikator yang bisa dijadikan sebagai unsur pembeda antara fenotip dan genotip:

    1. Sifat

    Indikator pertama yang membedakan fenotip dan genotip ialah sifatnya, dalam hal ini fenotif cenderung bersifat relatif, sedangkan genotipe bersifat mutlak atau tetap.

    Secara sederhananya, genotip berarti sebagai gen yang pasti diwariskan dari orang tua ke anak kandungnya dan sifatnya sama atau mutlak, sedangkan fenotip cenderung relatif.

    Hal ini bisa terlihat dalam anak yang terlahir kembar, mereka akan memiliki genotipe sama dengan orang tuanya sedangkan fenotipnya belum tentu sama. Seiring pertumbuhan, kondisi lingkungan dan kebiasaan, maka fenotipnya akan berubah.

    Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa fenotipe bisa mengalami perubahan secara terus-menerus seiring dengan kebiasaan dan lingkungan hidupnya. Berbeda dengan genotip yang sifatnya tetap seumur hidup.

    2. Cara Pengamatan

    Indikator kedua yang bisa dijadikan tolok ukur untuk membedakan fenotip dan genotip ialah cara pengamatannya. Dalam hal ini, pengamatan fenotip tergolong lebih sederhana karena cukup mengamati bagian tubuh manusia atau makhluk hidup yang terlihat dengan mata.

    Berbeda dengan genotip yang harus diamati dengan cara yang lebih kompleks yakni melalui tes biologis yang disebut sebagai Whole Genome Sequencing (WGS).

    Dengan tes tersebut, nantinya akan diperoleh hasil berupa molekul-molekul DNA secara detail sehingga susunan genotip yang dimiliki terlihat secara jelas.

    Kedua indikator tersebut nantinya bisa Anda gunakan ketika ingin mengetahui perbedaan fenotip dan genotip secara detail, mengingat perbedaan secara teoritis berdasarkan pengertian saja kurang memuaskan.

    Apa Pentingnya Mengetahui Perbedaan Fenotip dan Genotip?

    Apa-Pentingnya-Mengetahui-Perbedaan-Fenotip-dan-Genotip

    Mempelajari sistem pewarisan sifat makhluk hidup mulai dari pengertian, contoh, beserta indikator pembeda antara fenotip dan genotip merupakan hal yang sangat penting. 

    Beberapa hal tersebut banyak bermanfaat dalam bidang penelitian, khususnya dalam ilmu biologi, farmasi ataupun kedokteran.

    Selain mengetahui mengenai sistem dan konsep pewarisan sifat dari orang tua ke anaknya, fenotip dan genotip ini juga banyak berperan dalam cara pengolahan obat dalam saluran cerna dan beberapa manfaat lainnya dalam bidang kesehatan.

    Mempelajari komponen dalam pewarisan sifat kerap kali menjadi suatu hal yang menarik bagi sebagian orang. Itu sebabnya, mempelajari setiap bagiannya mulai dari aspek terkecil seperti pengertian fenotip, genotip beserta contohnya jangan sampai terlewatkan.