Category: Sejarah

  • Pengertian Agresi Militer, Dampak, dan yang Terjadi di Indonesia

    Pengertian Agresi Militer, Dampak, dan yang Terjadi di Indonesia

    Seringkali kita mendengar kata agresi militer, tetapi apakah yang dimaksud dengan agresi militer itu? Uraian di bawah ini adalah penjelasan mengenai pengertian agresi militer, peristiwa agresi militer yang terjadi di Indonesia beserta dampaknya terhadap NKRI.

    Agresi militer yang banyak diketahui oleh masyarakat adalah agresi militer Belanda 1 yang terjadi tidak jauh dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang dilatarbelakangi oleh Perjanjian Linggarjati tersebut kemudian menjadi penanda diakuinya Indonesia di kancah internasional.

    Pengertian Agresi Militer dan Penjelasannya

    Pengertian-Agresi-Militer-dan-Penjelasannya

    Kata agresi dapat diartikan sebagai suatu penyerangan sebuah negara terhadap negara lain yang merusak serta membahayakan objek negara tersebut. Agresi dapat juga diartikan sebagai tindakan yang direncanakan dengan maksud dan tujuan tertentu.

    Sedangkan pengertian agresi militer adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh suatu negara kepada negara lain dengan melakukan penyerangan ke suatu wilayah tertentu yang bertujuan untuk merebut kedaulatan atau kesejahteraan negara tersebut menggunakan kekuatan militer.

    Tindakan agresi militer dapat berupa blokade jalan utama, gencatan senjata dan penyerangan yang menyakiti fisik maupun non fisik (berupa serangan terhadap mental/psikis).

    Agresi Militer yang Terjadi di Indonesia

    Agresi-Militer-yang-Terjadi-di-Indonesia

    Salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Indonesia adalah terjadinya agresi militer Belanda yang dilatarbelakangi Perjanjian Linggarjati yang dilanggar oleh Belanda dan terjadi pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 yang beroperasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

    Meski telah melaksanakan proklamasi kemerdekan yang berarti Indonesia sudah menjadi negara yang berdaulat, Belanda tetap teguh untuk meneruskan isi pidato Ratu Wilhelmina untuk membuat persemakmuran antara Pemerintahan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Pemerintahan Belanda.

    Agresi Militer Belanda 1

    Hal tersebut pada akhirnya memicu terjadinya agresi militer Belanda 1 yang memiliki tiga tujuan, diantaranya:

    1. Tujuan politik: menghapus Indonesia secara de facto dengan cara mengepung ibu kota Indonesia dan menghilangkannya dari peta.
    2. Tujuan ekonomi: merebut dan menguasai daerah yang banyak menghasilkan bahan pangan, produk ekspor serta pertambangan.
    3. Tujuan militer: menghancurkan TNI (Tentara Nasional Indonesia).

    Agresi militer yang disebut Belanda sebagai Aksi Polisionil ini dipimpin oleh Gubernur Jendral Van Mook.  Ia mengeluarkan ultimatum agar Indonesia menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis demarkasi yang tentu saja ditolak oleh pihak Indonesia.

    Selain itu, Van Mook juga yang dengan lantang menyatakan bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Perjanjian Linggarjati, mengabaikan seruan dunia internasional untuk menaati isi Perjanjian Linggarjati dan menghentikan pertikaian dengan Indonesia.

    Setelah pernyataan dari Van Mook itu, Belanda mulai melakukan serangan secara mendadak menggunakan kekuatan militer dengan perlengkapan modern.

    Serangan cepat yang tidak bisa ditangani oleh pihak Indonesia tersebut membuat Belanda dengan mudah menduduki beberapa wilayah di Jawa dan Sumatera. Beberapa diplomat Indonesia yang berada di ibu kota juga banyak yang ditangkap Belanda.

    Gerakan agresi militer Belanda 1 kemudian menuai kecaman dari banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris.

    Sebagian besar negara yang memberi kecaman tersebut merasa kecewa serta khawatir akan terjadi persekutuan yang berkepanjangan dan berimbas pada kekacauan politik, militer maupun ekonomi.

    Konflik yang Berlarut-larut Membawa Agresi Militer Belanda Hingga ke PBB

    Meski begitu, tetap terdapat beberapa negara yang berusaha membuat pengaruh di Indonesia yang mendapat dukungan dari Belanda berupa sebuah surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB dengan isi surat antara lain:

    1. Tuduhan Belanda bahwasannya Indonesia tidak sanggup melaksanakan Perjanjian Linggarjati.
    2. Tentara Indonesia melanggar gencatan senjata terjadi pada 14 Oktober 1946 dan pemerintah Indonesia tidak menyangkal pelanggaran tersebut.
    3. Terjadi penyerbuan terhadap Belanda di garis demarkasi dan penyerbuan ke Indonesia Timur serta Kalimantan Barat.
    4. Terjadinya pemusnahan banyak alat berharga.
    5. Terjadinya blokade ekonomi yang berakibat pada kelaparan.
    6. Terdapat tawanan Belanda di daerah Indonesia yang belum dilepaskan oleh pihak RI.
    7. Terdapat gerakan propaganda perang yang dibesar-besarkan oleh radio Indonesia berpusat di Yogyakarta.

    Melalui surat tersebut, Belanda mengklaim bahwa Indonesia banyak melakukan kejahatan dan tidak bisa diajak bekerja sama untuk menjaga ketertiban sehingga perlu dihukum dengan menggunakan Aksi Polisionil.

    Dunia internasional pada akhirnya tidak bisa menerima argumentasi yang disampaikan dan juga tidak bisa menerima aksi Belanda yang telah mengerahkan kekuatan militer secara besar-besaran untuk agresi militer di Indonesia.

    Pada tanggal 31 Juli 1947, Indonesia juga menulis surat kepada Dewan Keamanan PBB yang berisi permintaan bantuan agar Dewan Keamanan bergerak mengatasi persekutuan antara Indonesia dan Belanda.

    Atas inisiatif yang dilakukan oleh Australia dan India, perkara agresi militer tersebut akhirnya berhasil dibawa ke Dewan Keamanan PBB. Setelah melalui perdebatan yang sengit dan panjang, Dewan Keamanan PBB memutuskan bahwa pertikaian tersebut harus segera dihentikan.

    Hal tersebut membuat Belanda terpaksa harus menaati PBB agar tidak terkena sanksi. Sehingga pada tanggal 5 Agustus 1947, Agresi Militer Belanda 1 dapat dihentikan dan penyelesaian masalah dilanjutkan melalui meja perundingan.

    Dampak Agresi Militer di Indonesia

    Dampak-Agresi-Militer-di-Indonesia

    Agresi militer ini tentunya membawa beberapa dampak khususnya bagi Indonesia sebagai pihak yang diserang. Beberapa dampak tersebut diantaranya:

    Dampak Negatif

    1. Agresi melemahkan kekuatan militer Indonesia.
    2. Berpengaruh terhadap ekonomi negara.
    3. Wilayah Indonesia yang semula luas menjadi lebih sempit.
    4. Berpengaruh terhadap stabilitas politik Indonesia.
    5. Menelan banyak korban dari pihak Indonesia baik tentara maupun masyarakat sipil.

    Dampak Positif

    1. Dunia internasional mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia secara de jure.
    2. Indonesia mendapat banyak dukungan dan simpati dari negara-negara di dunia, sedangkan Belanda pendukungnya berkurang.
    3. Indonesia memiliki posisi semakin kuat dalam perjanjian internasional.

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian agresi militer adalah tindakan yang dilakukan oleh suatu negara kepada negara lain menggunakan penyerangan ke wilayah tertentu dengan tujuan untuk merebut kedaulatan atau kesejahteraan negara tersebut melalui kekuatan militer.

  • Pengertian Bone Culture dan Peninggalan Mesolithikum Lainnya

    Pengertian Bone Culture dan Peninggalan Mesolithikum Lainnya

    Pengertian bone culture adalah istilah yang dapat ditemukan ketika membahas kebudayaan pada masa Mesolithikum. Budaya pada masa Batu Madya ini merupakan kebudayaan alat-alat keseharian berbahan tulang.

    Sebagai salah satu kebudayaan yang berkaitan dengan abris sous roche, bone culture ditemukan pada gua-gua yang menjadi tempat tinggal manusia saat itu. Bagaimana ciri-cirinya?

    Zaman Mesolithikum

    Zaman Mesolithikum

    Zaman Mesolitihikum disebut juga dengan Zaman Batu Madya atau Zaman Batu Pertengahan. Zaman ini berlangsung sekitar tahun 10.000 – 5.000 SM (Sebelum Masehi). Di Asia Tenggara, zaman ini dikenal juga dengan istilah “Zaman Hoabinhian”.

    Zaman Batu Madya dikenal dengan manusia-manusia purbanya yang cenderung tinggal di pinggir sungai dan laut. Hal ini disebabkan karena persediaan air dan makanan laut memberi kesempatan untuk manusia bermukim di kawasan tersebut.

    Peninggalan dan Kebudayaan Zaman Mesolithikum

    Eksistensi beberapa budaya pada masa Mesolithikum meninggalkan jejak di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan budayanya tersebar di berbagai kawasan di Indonesia.

    Untuk memahami lebih dalam bahwa pengertian bone culture adalah salah satu peninggalan kebudayaan di masa ini yang didukung oleh manusia Homo sapiens, berikut budaya lain pada zaman Mesolithikum selain kjokkenmoddinger dan abris sous roche yang sangat populer.

    1. Kjokkenmoddinger

    Kjokkenmoddinger

    Dari bahasa Denmark, “kjokken” artinya “dapur” dan “modding” adalah “sampah”. Kjokkenmoddinger dapat diartikan sebagai “sampah dapur” atau “sampah makanan” manusia purba pada masa Mesolithikum. Asal kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung.

    Manusia purba pada zaman ini cenderung tinggal di tepi pantai bersama rumah-rumah yang bertonggak. Makanan mereka adalah siput dan kerang, kemudian membuang kulitnya begitu saja setelah isinya diambil dan dimakan.

    Lama-kelamaan, sampah tersebut membukit menjadi bukit kulit kerang. Peninggalan kjokkenmoddinger dapat dijumpai di depan Pantai Sumatera Timur Laut, tepatnya di antara Langsa di Aceh dan Medan di Sumatera Utara.

    2. Pebble

    Pebble

    Kapak Sumatera atau pebble pertama kali ditemukan oleh seorang arkeologi bernama Pieter Vincent van Stein Callenfels di tahun 1925. Callenfels saat itu menjumpai kapak yang tidak sama dengan kapak genggam (chopper) pada masa Paleolithikum. Pebble banyak dijumpai di Sumatera Utara.

    3. Batu Pipisan

    Batu ini merupakan batu bata penggiling dengan landasannya yang berfungsi seperti cobek pada masa sekarang. Batu pipisan berperan sebagai penggiling makanan dan menghaluskan pewarna atau cat merah. Cat ini diduga dipakai untuk aktivitas yang berhubungan dengan kepercayaan mereka.

    Batu pipisan banyak ditemukan di Sumatera Utara, Sampung (Ponorogo), Gua Prajekan Besuki (Jawa Timur), dan Bukit Remis (Aceh).

    4. Abris Sous Roche

    Kebudayaan ini merupakan kebudayaan dari manusia purba yang tinggal di gua. Pada zaman Mesolithikum, gua juga dijadikan tempat tinggal dan gua-gua seakan beralih menjadi kampung manusia-manusia purba dengan jejak kebudayaan yang ditinggalkan mereka.

    Kebudayaan manusia purba pada zaman ini, mereka yang tinggal di gua-gua, menghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru, yakni kebudayaan tulang (bone culture) serta kebudayaan Toala.

    5. Bone Culture dan Pengertiannya

    Maka, pengertian bone culture adalah kebudayaan tulang yang masih menjadi bagian dari abris sous roche, salah satu kebudayaan manusia pada masa Mesolithikum, khususnya mereka yang tinggal di gua-gua. Mereka menggunakan alat sehari-hari yang terbuat dari tulang.

    Sampung bone culture adalah istilah yang dicetuskan oleh Callenfels setelah melakukan penemuan di Gua Lawa (Jawa Timur) pada tahun 1928-1931, di mana sebagian besar alat-alat pada masa itu adalah tulang. Terdapat ula alat-alat dari batu, seperti flake, kapak asah, ujung panang, dan sebagainya.

    Jadi, apa pengertian bone culture adalah istilah untuk menyebut alat-alat kebudayaan manusia purba pada masa Mesolithikum yang terbuat dari tulang.

    a. Asal-Usul Bone Culture

    Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bone culture merupakan kebudayaan pada masa Mesolithikum, di mana kebanyakan alat-alat tulang ditemukan di dalam gua-gua atau abris sous roche. Callenfels berpendapat bahwa kebudayaan ini berasal dari Annam dan Vietnam Selatan.

    Simpulan itu diperoleh sesudah alat-alat tulang dari lokasi itu diteliti dan ditemukan persamaannya. Bone Culture ini berasal dari Annam dan Vietnam Selatan, kemudian tersebar hingga sampai di kawasan Jawa Timur, lalu berkembang lagi menuju manusia yang tinggal di gua-gua.

    b. Ciri Khas Kebudayaan Sampung (Bone Culture)

    Alat-alat tulang ini paling terkenal di Gua Lawa (Sampung), letaknya kira-kira 18 km di barat laut pusat Kota Ponorogo. Artefak berupa alat-alat tulang dijumpai sangat melimpah dan memiliki bentuk-bentuk yang beragam, menjadi kesimpulan dengan pemberian istilah Sampung Bone Culture.

    Pada mulanya, alat-alat tulang di Gua Lawa ini ditemukan oleh geologi bernama L. J. C van Es, tetapi ekskavasi sistematis baru dilaksanakan oleh Callenfels pada tahun 1928-1931. Penemuan paling penting dari penggaliannya adalah alat-alat tulang dan dari tanduk.

    Menekan pengertian bone culture adalah produk dengan ciri khas tulang, bentuk yang ditemukan adalah sudip atau lancipan, belati dari tanduk, serta sejumlah mata kail. Temuan didominasi oleh alat sudip tulang hingga 99 buah, dan terbagi lagi menjadi dua kategori.

    Kategori pertama adalah sudip tulang panjang–dibelah memanjang dan rata di bagian tajamnya. Kategori ke dua adalah sudip tulang pipih–tulang ini dikeraskan dengan api dan digosok. Sudip-sudip diduga dipakai untuk mengorek serta membersihkan kulit bahan makanan jenis umbi-umbian.

    6. Kebudayaan Toala

    Kebudayaan-Toala

    Nama kebudayaan ini berasal dari suku bangsa Toala, manusia purba yang mendiami gua-gua di Lamoncong (Sulawesi Selatan) sampai penghujung abad XIX. Kebudayaan ini meninggalkan flake, alat tulang, serta serpih bilah. Ujung runcingnya dapat menjadi penusuk untuk melubangi benda.

    Ciri khas kebudayaan ini adalah lukisan yang ada di gua tempat tinggal masyarakat suku Toala. Ada lukisan berbentuk cap tangan serta babi hutan. Peninggalan lukisan ini dapat dijumpai di Maros, Sulawesi Selatan.

    Dapat disimpulkan bahwa pengertian bone culture adalah kebudayaan yang ditemukan pada masa Mesolithikum atau Batu Madya. Saat itu, manusia tinggal di gua dan menggunakan ala berbahan tulang sebagai barang-barang keseharian. Sekian informasi tentang bone culture semoga dapat menambah wawasan kita tentang Sejarah., semoga bermanfaat!

  • Pengertian Etnosentrisme, Jenis dan Dampak Keberadaannya

    Pengertian Etnosentrisme, Jenis dan Dampak Keberadaannya

    Secara singkat, pengertian etnosentrisme merupakan sikap yang menunjukkan fanatisme terhadap suku bangsa atau daerah tertentu. Orang-orang dengan paham etnosentrisme ini relatif akan menganggap bahwa dirinya lebih unggul dibandingkan suku lain.

    Etnosentrisme berarti juga sebagai kecenderungan melihat dunia hanya dari satu perspektif atau satu sudut pandang saja yakni kebudayaannya sendiri. Dengan begitu, etnosentrisme tidak selalu mengarah dalam hal negatif sebagaimana yang banyak dipahami.

    Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli

    Pengertian-Etnosentrisme-Menurut-Para-Ahli

    Secara umum, pengertian etnosentrisme merupakan pandangan atau persepsi yang dimiliki setiap individu dimana mereka menganggap bahwa kebudayaan yang dimiliki jauh lebih baik dan unggul dibandingkan budaya lain.

    Beberapa ahli juga menyatakan pendapatnya terkait pengertian etnosentrisme, berikut ialah beberapa diantaranya:

    1. Coleman dan Cressey (1984) mengartikan bahwa etnosentrisme merupakan paham atau ideologi yang dianut seseorang dari kelompok etnis yang cenderung menganggap budaya mereka lebih baik dibandingkan kebudayaan lain.
    2. Harris (1985) berpendapat bawa etnosentrisme merupakan bentuk kecenderungan seseorang yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok lain sehingga mendorong munculnya tindakan-tindakan yang tidak rasional seperti kekerasan, peperangan ataupun tawuran.
    3. Hariyono (1993) mengemukakan bahwa etnosentrisme adalah suatu perasaan in group dan out group dalam sikap dasar yang dilakukan oleh seseorang.
    4. Sumnel (1999) menyatakan bahwa etnosentrisme merupakan kecenderungan manusia mengikuti nalurinya untuk mementingkan dan menganggap bahwa dirinya lebih unggul dari orang lain.
    5. Dayakisni dan Yuniardi (2004) mengemukakan bahwa etnosentrisme adalah sikap individu dalam melihat dan melakukan interpretasi terhadap seseorang ataupun kelompok lain dengan tolok ukur budayanya sendiri.
    6. Poerwanti mengartikan etnosentrisme sebagai pandangan individu yang menganggap kelompok sendiri merupakan pusat dari kelompok lain. Dalam hal ini, etnosentrisme juga berarti sebagai sikap menilai kelompok lain dengan kebudayaan sendiri sebagai pembandingnya.

    Dari beberapa contoh pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inti dari etnosentrisme ialah pandangan atau sikap yang menunjukkan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dibandingkan kebudayaan lain.

    Jenis-Jenis Etnosentrisme

    Setelah memahami terkait pengertian etnosentrisme, maka tidak kalah pentingnya untuk Anda ketahui juga mengenai jenis-jenisnya:

    1. Etnosentrisme Kebudayaan

    Etnosentrisme-Kebudayaan

    Etnosentrisme kebudayaan merupakan pandangan atau sikap yang menganggap bahwa norma kebudayaan sendiri lebih unggul dibandingkan norma kebudayaan lain.

    Hal ini biasa ditunjukkan dengan simbol-simbol tertentu seperti pakaian ataupun tradisi dan unsur keagamaan.

    2. Etnosentrisme Ekonomi

    Etnosentrisme-Ekonomi

    Etnosentrisme ekonomi adalah anggapan yang dimiliki individu ketika mereka merasa bahwa kelompok lain merupakan pesaing yang berusaha untuk membatasi ruang geraknya dalam perekonomian.

    Etnosentrisme ekonomi biasanya ditunjukkan dengan adanya diskriminasi antar sesama pekerja yang berasal dari kelompok lain ataupun penolakan penggunaan produk-produk yang diproduksi oleh kelompok lain.

    3. Etnosentrisme Tingkat Rendah

    Etnosentrisme-Tingkat-Rendah

    Etnosentrisme tingkat rendah merupakan klasifikasi etnosentrisme yang didasarkan pada manfaatnya.

    Dalam hal ini etnosentrisme tingkat rendah berarti bahwa keberadaan etnosentrisme bisa memberikan manfaat dalam perkembangan kelompok, memupuk rasa kebangsaan dan patriotisme.

    4. Etnosentrisme Tingkat Tinggi

    Etnosentrisme-Tingkat-Tinggi

    Etnosentrisme tingkat tinggi ialah kebalikan dari etnosentrisme tingkat rendah dimana keberadaannya dinilai dapat merusak komunikasi yang terjalin antar budaya ataupun merendahkan kebudayaan lain.

    Disamping beberapa jenis etnosentrisme di atas, Hooghe juga mengemukakan bahwa etnosentrisme terbagi menjadi dua yakni explicit dan implicit.

    Dalam hal ini, explicit berarti sebagai etnosentrisme dimana seseorang bersedia menunjukkan stereotype negatifnya di luar kelompok.

    Sedangkan implicit etnosentrisme ialah sifat atau sikap seseorang yang enggan menampilkan stereotypenya di depan khalayak ramai.

    Meski tidak terlihat secara jelas, namun penganut etnosentrisme ini tetap menolak adanya persamaan hak terhadap kelompok lain.

    Dampak Etnosentrisme

    Dampak-Etnosentrisme

    Keberadaan etnosentrisme tentunya membawa dampak, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif. Dalam hal ini, etnosentrisme bisa memberikan keuntungan, namun dilain sisi juga mengakibatkan kerugian.

    1. Dampak Positif Etnosentrisme

    Adapun beberapa dampak positif keberadaan etnosentrisme ialah sebagai berikut:

    l  Mengembangkan Rasa Persatuan, Kesetiaan dan Moral Kelompok

    Etnosentrisme membawa dampak positif berupa rasa persatuan dan kesetiaan yang yang kuat. hal ini dapat terlihat bahwa kelompok-kelompok etnosentrisme tampak lebih kompak dan kuat dibandingkan kelompok yang toleran.

    Semakin menguatkan sikap persatuan, maka rasa nasionalisme dan patriotisme juga semakin berkembang dengan baik.

    l  Menjaga Keutuhan dan Stabilitas Kebudayaan

    Adanya sikap etnosentrisme yang kuat secara tidak langsung menjadi benteng perlindungan yang kuat terhadap masuknya kebudayaan luar.

    Terlebih dalam era globalisasi seperti saat ini dimana kebudayaan asing dapat masuk dan berkembang dengan mudah.

    Dengan begitu, keutuhan dan stabilitas kebudayaan lokal tetap terjaga di tengah maraknya kebudayaan asing.

    2. Dampak Negatif Etnosentrisme

    Di bawah ini ialah beberapa dampak negatif etnosentrisme:

    l  Memicu Terjadinya Konflik dan Perpecahan

    Sebagai sikap yang menganggap bahwa kebudayaan sendiri lebih baik, etnosentrisme kerap kali menjadi sikap intoleran yang memicu adanya konflik dan perpecahan.

    Dari banyaknya golongan yang ada, muncul istilah mayoritas dan minoritas.

    l  Munculnya Aliran Politik

    Etnosentrisme kerap kali berpengaruh terhadap perbedaan aliran politik, hal ini dikarenakan sikap politik itu tidak bisa terlepas dari kondisi geografis, kebudayaan dan agama.

    Dengan begitu, adanya etnosentrisme yang kuat menjadi salah satu faktor pendorong munculnya aliran politik yang berbeda.

    l  Menghambat Terjadinya Asimilasi Budaya

    Disamping dampak positif berupa keutuhan dan kestabilan budaya, keberadaan etnosentrisme juga membawa dampak negatif.

    Hal ini dikarenakan kebudayaan satu dengan kebudayaannya sulit membaur satu sama lain sehingga percampuran kebudayaan atau asimilasi sulit berkembang. Kebudayaan yang ada cenderung bersifat tertutup.

    Setelah membaca pengertian etnosentrisme menurut pendapat para ahli, jenis-jenis, dampak positif serta negatifnya, maka dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme tidak selalu bersifat atau mengarah ke hal-hal yang negatif. 

  • Pengertian Demokrasi Terpimpin, Latar Belakang, Ciri, dan Dampaknya

    Pengertian Demokrasi Terpimpin, Latar Belakang, Ciri, dan Dampaknya

    Pengertian demokrasi terpimpin merupakan salah satu sistem pemerintahan yang pernah dijalankan di Indonesia. Terdapat berbagai faktor yang membuat Indonesia menggunakan sistem pemerintahan ini pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

    Bagaimana ciri atau karakteristik dari sistem demokrasi terpimpin? Apa saja dampak positif dan negatif dari berlangsungnya sistem pemerintahan ini? Simak langsung infomasi lebih lengkap tentang demokrasi terpimpin dengan membaca artikel di bawah ini!

    Pengertian Demokrasi Terpimpin

    Pengertian-Demokrasi-Terpimpin

    Pengertian demokrasi dijelaskan dalam KBBI. Demokrasi adalah suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana rakyat melalui wakilnya ikut serta memerintah. Demokrasi juga disebut sebagai sistem pemerintahan rakyat.

    Sistem pemerintahan demokrasi sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Salah satu sistem pemerintahan demokrasi yang pernah digunakan oleh pemerintahan Indonesia saat dipimpin oleh Presiden Soekarno adalah demokrasi terpimpin. Apa yang dimaksud dengan sistem demokrasi terpimpin?

    Pengertian demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin langsung oleh seorang presiden secara mutlak dan otoriter. Artinya, semua kebijakan atau keputusan berpusat pada presiden sebagai pemimpin negara.

    Masa demokrasi terpimpin mulai terjadi setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Lebih tepatnya lagi, demokrasi terpimpin dijalankan sejak tahun 1959 hingga tahun 1966.

    Latar Belakang Demokrasi Terpimpin di Indonesia

    Latar-Belakang-Demokrasi-Terpimpin-di-Indonesia

    Penggunaan sistem demokrasi terpimpin di Indonesia tentu saja didasari oleh berbagai kondisi. Berikut ini latar belakang penggunaan sistem demokrasi terpimpin, yaitu:

    1. Latar Belakang dari Segi Keamanan

    Sebelum demokrasi terpimpin digunakan, sejak tahun 1950 Indonesia menggunakan sistem demokrasi liberal yang mengutamakan kebebasan individu di dalam suatu negara. Namun, seiring berjalannya waktu masa demokrasi liberal di Indonesia menjadi tidak stabil.

    Di berbagai daerah sering terjadi gerakan separatisme. Kondisi tersebut membuat keamanan di Indonesia menjadi tidak stabil.

    2. Latar Belakang dari Segi Ekonomi

    Selain dari segi keamanan, kondisi perekonomian Indonesia juga menjadi salah satu faktor pemicu digunakannya sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Perekonomian di Indonesia menjadi tidak stabil bahkan terhambat karena sering dilakukan pergantian kabinet.

    Kabinet yang terus berganti tentunya membuat berbagai program pembangunan nasional di berbagai bidang tidak berjalan dengan lancar. Akibatnya, perekonomian juga terganggu dan terkena dampak negatif.

    3. Latar Belakang dari Segi Politik

    Sementara jika dilihat dari bidang politik, dewan konstituante yang telah dibentuk gagal menjalankan tugas utamanya yaitu menyusun UUD baru sebagai pengganti dari UUDS 1950. Pada akhirnya muncul pendapat untuk menggunakan kembali UUD 1945.

    Setelah melalui musyawarah dan voting atau pemungutan suara, maka pada akhirnya Presiden Soekarno mengesahkan atau mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Di dalamnya terdapat keputusan bahwa UUD 1945 kembali digunakan, sementara UUDS 1950 sudah tidak berlaku kembali.

    Selain itu, terdapat juga keputusan pembentukan MPRS dan DPAS, sedangkan dewan konstituante pada akhirnya dibubarkan.

    Ciri-ciri dari Demokrasi Terpimpin

    Di dalam pelaksanaannya, demokrasi terpimpin memiliki karakter atau ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai pembeda dengan jenis sistem demokrasi lainnya. Berikut ini ciri-ciri demokrasi terpimpin, yaitu:

    1. Kekuasaan Presiden Sangat Besar Pengaruhnya

    Kekuasaan-Presiden-Sangat-Besar-Pengaruhnya

    Kekuasaan dan pengambilan keputusan tertinggi dipegang penuh oleh Presiden Soekarno. Belau juga memiliki kekuasaan untuk mengubah berbagai peran dari wakil rakyat yang dianggap tidak sejalan dengan keinginannya.

    2. Pemerintahan Menjadi Sentral atau Terpusat

    Pemerintahan-Menjadi-Sentral-atau-Terpusat

    Sistem pemerintahan dikuasai oleh pemerintah pusat. Rakyat pun menjadi kesulitan untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat. Kondisi tersebut membuat kebijakan yang ada dapat memicu timbulnya banyak kekacauan.

    3. Peranan Partai Politik Menjadi Terbatas

    Peranan-Partai-Politik-Menjadi-Terbatas

    Ciri demokrasi terpimpin lainnya adalah terbatasnya peranan partai politik. Partai politik tidak dapat menyampaikan aspirasi rakyat secara bebas. Keberadaannya hanya menjadi pendukung setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno.

    4. Militer Memiliki Peranan dan Kekuatan Semakin Besar

    Militer-Memiliki-Peranan-dan-Kekuatan-Semakin-Besar

    Berbeda dengan partai politik, peranan militer di masa demokrasi terpimpin menjadi semakin besar dan kuat. Militer memiliki peran sebagai pertahanan negara dan pemerintahan. Namun, kekuatan militer yang terlalu besar ini malah menyebabkan kekacauan politik.

    5. Anti Kebebasan Pers

    Anti-Kebebasan-Pers

    Pers sebagai salah satu media untuk menyampaikan aspirasi rakyat malah terbungkam dan tidak memiliki kebebasan. Pers bahkan sering mendapat ancaman pencekalan jika menyampaikan berita  yang tidak mendukung pemerintahan.

    6. Mulai Berkembangnya Paham Komunisme

    Mulai-Berkembangnya-Paham-Komunisme

    Paham komunisme di Indonesia semakin berkembang saat berlangsungnya sistem demokrasi terpimpin. Perkembangannya dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang menjalin hubungan baik dengan Presiden Soekarno.

    7. Pelanggaran HAM

    Pelanggaran-HAM

    Pada masa demokrasi terpimpin sering terjadi pelanggaran HAM terhadap masyarakat di berbagai  daerah. Pelanggaran HAM ini terjadi ketika ada masyarakat yang menentang kebijakan pemerintah.

    Dampak Positif dan Negatif Demokrasi Terpimpin

    Dampak-Positif-dan-Negatif-Demokrasi-Terpimpin

    Berlangsungnya sistem pemerintahan demokrasi terpimpin di Indonesia menyebabkan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

    Berikut ini beberapa dampak negatif dari diberlakukannya sistem demokrasi terpimpin, yaitu:

    1. Pelanggaran HAM lebih sering terjadi.
    2. Kebebasan Pers menjadi sangat terbatas.
    3. Rakyat kesulitan menyampaikan pendapat dan aspirasi.
    4. Penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
    5. Praktik KKN semakin sering terjadi.
    6. Ketidakstabilan perekonomian, sehingga terjadi inflasi.

    Meskipun memiliki cukup banyak dampak negatif, demokrasi terpimpin juga memiliki dampak positif. Berikut ini beberapa dampak positif demokrasi terpimpin, yaitu:

    1. Indonesia terhindar dari disintegrasi bangsa.
    2. Indonesia terhindar dari krisis berkepanjangan.
    3. Kesalahpahaman antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat diminimalisir.

    Pengertian demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang dipimpin langsung terpusat oleh seorang presiden secara mutlak dan otoriter. Sistem pemerintahan yang satu ini memiliki berbagai dampak negatif, tetapi juga memiliki dampak positif bagi Indonesia.