Pengertian bangsa punya banyak makna, mulai dari pengertian bangsa menurut Ernest Renan sampai menurut para ahli. Perbedaan pendapat ini bukan bertujuan sebagai perbandingan mana yang benar dan salah.
Tetapi bertujuan sebagai edukasi untuk masyarakat luas agar bisa memahami lebih baik tentang apa pengertian bangsa itu sendiri. Pada artikel ini akan membahas pengertian bangsa menurut Ernest Renan, berikut penjelasan lengkapnya.
Pengertian Bangsa Menurut Ernest Renan
Tahun 1882, Ernest Renan adalah pencetus pertama yang menemukan pengertian sebuah bangsa, menurutnya bangsa adalah jiwa dan asas kerohanian yang timbul berdasarkan :
Aspek historis
Kemuliaan bersama saat di masa lampau.
Aspek solidaritas
Keinginan untuk hidup bersama, baik untuk masa kini dan masa yang akan datang, sikap solidaritas dalam bentuk dan besarnya tetap menggunakan warisan dari masa lampau.
Menurut Ernest Renan, bangsa adalah plebisit, maksudnya ada suatu hal yang membutuhkan persetujuan bersama di waktu sekarang, dan mengandung sebuah hasrat untuk hidup bersama dengan memberikan sebuah pengorbanan.
Saat masyarakat di sebuah bangsa bersedia untuk memberikan pengorbanan bagi bangsanya, maka bangsa tersebut bisa bersatu untuk menjalani kelangsungan hidupnya.
Intinya, hal yang menjadi titik fokus Ernest Renan tentang bangsa adalah sebuah kesadaran moral atau conscience morate.
Berdasarkan teori Ernest Renan, faktor subjektif dan tidak bisa diukur dengan faktor objektif adalah bangsa, jiwa, rasa dan kehendak.
Lalu faktor bahasa, agama dan sejenisnya dianggap sebagai faktor pendorong. Tapi bukan faktor pembentuk dari suatu bangsa.
Alasannya, hal ini adalah plebisit yang diulang secara terus menerus, sehingga bangsa dan rasa kebangsaan tidak bisa dibatasi secara teritorial, karena daerah suatu bangsa tersebut bukanlah hal yang statis, tapi bisa berubah secara dinamis sesuai dengan sejarah bangsa.
Teori Ernest Renan
Ernest Renan membuat teori tentang nation ketika masih menggunakan kata bangsa, teori ini dinamakan teori Renan.
Kemunculan teori Renan disambut baik, sebagian orang langsung menganut dan menjadikan teori ini sebagai tokoh teori nasionalisme yang menegaskan suatu negara bisa terbentuk karena adanya kemauan bersama.
Kemauan bersama sangat dibutuhkan agar semua daerah di negara tersebut bisa mempunyai pengaruh besar dalam komunitas dunia.
Teori Renan mengatakan kalau etnisitas sebenarnya tidak diperlukan untuk membangkitkan nasionalisme. Seperti persatuan agama yang tidak membutuhkan kebangkitan nasionalisme, tetapi nasionalisme bisa ada dalam komunitas yang multietnis.
Perkembangan nasionalisme menjadi mudah karena adanya persatuan bahasa, tapi tidak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme.
Dalam nasionalisme syarat utama dan mutlak adalah terdapat kemauan dan tekad bersama.
Pengertian Bangsa Menurut Bahasa
Pada awalnya, bangsa diartikan sebagai sekelompok orang yang dilahirkan di suatu tempat yang sama.
Kalau menurut bahasa, bangsa berasal dari bahasa Inggris yaitu nation, artinya keturunan atau bangsa.
Sedangkan menurut bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang bersatu karena mempunyai keturunan yang sama.
Tahun 1835, istilah nation mulai populer dikalangan masyarakat luas, tetapi sebagian orang masih sering debat dan mempertanyakan hal tersebut, sehingga muncullah beberapa teori yang berusaha menjelaskan tentang pengertian bangsa.
Jadi Anda tidak perlu kaget, kalau para ahli memberi pengertian yang berbeda tentang bangsa, karena itu semua dilakukan berdasarkan pendapat, pengamatan dan ilmu yang mereka miliki.
Beberapa para ahli yang dikenal membahas tentang bangsa adalah Ernest Renan, Otto Bauer dan para ahli yang lain.
Unsur-Unsur Bangsa
Bangsa dibentuk karena adanya beberapa unsur, seperti unsur objektif dan unsur subjektif. Berikut penjelasannya :
Unsur objektif
Unsur ini terjadi karena terdapat kesamaan pada faktor objektif yang dimiliki oleh persekutuan hidup manusia yang terletak di wilayah tersebut.
Contoh unsur objektif meliputi bahasa, keturunan, kesamaan ras, kesamaan agama dan adat kebudayaan.
Unsur subjektif
Unsur yang terjadi karena persekutuan hidup manusia di wilayah itu mempunyai kesamaan pada faktor subjektif.
Contoh unsur subjektif yaitu unsur yang terjadi karena adanya kesamaan cita-cita dan nasib.
Walaupun mereka punya latar belakang yang berbeda, tapi karena punya nasib yang sama, maka mereka dengan sukarela mau bersatu menjadi bagian satu bangsa, seperti menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Tujuan Bangsa
Sebuah bangsa mempunyai tujuan yang sama dengan sebuah negara. Seperti di negara Indonesia, tujuan bangsa telah tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara 1945 alinea IV.
- Membentuk pemerintahan di negara Indonesia.
- Menjaga seluruh bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum untuk masyarakat.
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia berlandaskan dasar kemerdekaan, keadilan sosial dan perdamaian abadi.
Faktor Pembentukan Sebuah Bangsa
Di negara Indonesia, sampai saat ini ada beberapa faktor penting yang jadi pembentuk dari bangsa Indonesia, berikut faktor yang dimaksud :
- Punya prinsip yang sama, dimana bangsa Indonesia pernah berada di bawah penderitaan yang sama yaitu penjajahan dari bangsa asing selama 350 tahun.
- Punya keinginan bersama yaitu mendapatkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari penjajahan bangsa asing saat itu.
- Punya cita-cita yang sama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan bagi seluruh masyarakat yang ada di dalam bangsa tersebut.
- Punya pandangan yang memegang teguh seperti kekerabatan, ras, daerah, etnis, adat istiadat dan bahasa.
- Punya sikap kudus yaitu menganut suatu agama yang sama dari setiap anggota masyarakatnya, agar dapat membentuk ideologi yang kuat ditengah masyarakat.
- Sejarah menjadi faktor adanya pendiri bangsa yang membawa sejarah dan pengalaman dari masa lampau.
Dari pengertian bangsa diatas dapat disimpulkan bahwa terbentuknya sebuah bangsa karena mempunyai prinsip, keinginan dan cita-cita untuk membangun bangsa yang adil dan nyaman untuk ditempati oleh masyarakat.
kamu bisa juga membaca referensi berbeda tentang Pengertian Bangsa Menurut Otto Bauer, semoga bermanfaat.