Pengertian Epilog dalam Karya Sastra dan Contohnya

Epilog merupakan istilah yang kerap dijumpai dalam pementasan sebuah drama. Penyebutannya kerap bersamaan dengan istilah drama lainnya seperti dialog, prolog dan monolog. Meski sering mendengar, apakah Anda paham mengenai pengertian epilog?

Tidak hanya kerap dijumpai dalam pementasan drama, epilog juga menjadi istilah yang familiar dalam penulisan karya sastra seperti novel ataupun prosa. Keberadaannya selalu berdampingan dengan prolog dan tidak terpisahkan dengan dialog dan monolog.

Pengertian Epilog

Pengertian-Epilog

Epilog merupakan istilah atau kata yang awalnya diambil dari Bahasa Yunani yakni “epilogos” yang berarti sebuah kesimpulan atau pernyataan singkat yang mewakili seluruh isi karya.

Epilog kerap juga disebut sebagai outro yang berarti sebagai elemen penting yang tampil dalam akhir karya sastra sebagai sebuah kejutan.

Pada umumnya, epilog bersifat retoris atau mengajak penonton, pendengar ataupun pembaca untuk mengambil hikmah atau pesan moral dalam kehidupan sehari-hari dari cerita atau karya yang ditampilkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengertian epilog merupakan bagian penutup dari suatu karya sastra yang berfungsi menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud dan tujuannya.

Pengertian Epilog dalam Drama

Pengertian-Epilog-dalam-Drama

Dalam pementasan drama, epilog merupakan kalimat penutup yang mengakhiri pementasan. Pada umumnya berisi mengenai kesimpulan, ajaran dan pesan yang bisa diambil dari pementasan drama tersebut.

Epilog dalam drama juga bisa berupa intisari drama yang baru saja dipentaskan berupa komentar singkat mengenai kisah atau peristiwa penting dalam drama.

Fungsi Epilog

Fungsi-Epilog

Sebagai salah satu komponen dalam karya sastra, epilog tidak hanya berfungsi sebagai penutup dan pemberi kesimpulan di akhir. Epilog berperan sebagai bagian penegas untuk menyampaikan amanat dan kesimpulan dalam karya sastra.

Epilog menjadi bagian yang dapat menyimpulkan hikmah dari konflik-konflik yang terjadi dalam karya. Dalam hal ini, epilog memiliki korelasi dengan setiap konflik yang terjadi dalam karya sastra.

Pada umumnya, penyampaian epilog berupa kata-kata mutiara ataupun kata bijak dibarengi dengan ucapan terima kasih. Meski berada di akhir cerita, namun keberadaan epilog menjadi suatu hal yang penting.

Hal itu dikarenakan epilog merupakan bagian yang menyampaikan kesan baik atau buruknya karya sastra kepada pembaca atau penonton. Itu sebabnya, jika suatu karya tidak memuat epilog, maka pembaca atau penonton akan kesulitan dalam memahami ceritanya.

Ciri-ciri Epilog

Ciri-ciri-Epilog

Setelah memahami pengertian epilog dan fungsinya, maka penting juga untuk Anda pahami mengenai ciri-ciri yang dimiliki. Hal ini penting untuk dipahami sebagai indikator yang membedakan antara epilog dan beberapa istilah lain dalam karya sastra.

Berikut ialah beberapa ciri-ciri yang umum dijumpai dalam sebuah epilog:

Letaknya di Akhir Cerita

Salah satu ciri yang membedakan epilog dan bagian lainnya dalam karya sastra ialah letak atau posisinya. Dalam hal ini, epilog berada di akhir cerita sekaligus menjadi bagian penutup dan pemberi kesimpulan.

Berbentuk Kesimpulan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, epilog pada umumnya berwujud kesimpulan yang mencakup seluruh isi karya sastra. Biasanya epilog juga mengandung hikmah ataupun kata-kata bijak.

Tidak hanya itu, epilog juga kerap disertai dengan ucapan terima kasih dari penulis karya.

Berisi Ulasan Singkat

Tidak jauh berbeda dengan kesimpulan pada umumnya, epilog juga mengandung ulasan singkat mengenai konflik-konflik yang terjadi ataupun kisah tokoh yang diceritakan dalam karya sastra.

Jika cerita atau karya sastra yang dibuat memiliki lanjutan, maka epilog biasanya dibuat sebagai media untuk menjembatani kisah yang sudah ada dengan kisah yang akan terjadi dalam episode selanjutnya.

Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Ciri terakhir yang dimiliki epilog yakni ditulis menggunakan bahasa yang singkat dan menarik. Hal ini menjadi salah satu kunci utama dalam penulisan epilog, mengingat keberadaannya menjadi penentu kesan baik atau buruknya karya sastra.

Semakin menarik dan mudah dipahami suatu epilog, maka besar kemungkinan karya sastra tersebut akan terkenang di kalangan pembaca atau penontonnya.

Tidak semua ciri-ciri di atas harus dimiliki oleh setiap epilog. Akan tetapi, semakin banyak lengkap ciri tersebut dijumpai dalam epilog, maka semakin sempurna penulisan epilog tersebut.

Contoh Epilog

Setelah memahami mengenai pengertian, fungsi dan ciri-ciri, maka langkah terakhir ialah memahami contohnya. Hal ini penting untuk menambah tingkat pemahaman Anda mengenai epilog.

Contoh Epilog dalam Karya Sastra

Contoh-Epilog-dalam-Karya-Sastra

Semenjak kematian Ayah, aku menjadi lebih sadar bahwa beliau ialah segalanya bagiku. Kini, aku harus menjalani hari-hari sendiri, tanpa kehadirannya lagi lengkap dengan kesedihan dan luka yang amat mendalam.

Aku telah berusaha untuk memberikan kebahagiaan di saat-saat terakhirnya, namun tidak ada satupun balasan yang kudapat. Keberadaan orang-orang disampingnya justru memberikan kalimat yang menusuk dan meremukkan hati.

Aku ikhlas, mungkin semua ini menjadi bagian dari kebodohanku di masa lalu yang kini menyisakan penderitaan mendalam.

Contoh Epilog dalam Drama

Contoh-Epilog-dalam-Drama

Kini, Malin Kundang telah berubah menjadi batu, dirinya tidak bisa lagi meminta ampun atas kesalahan dan perbuatan tidak mengakui ibunya sendiri. Kapal dan seluruh kru beserta istrinya juga telah tenggelam di dasar laut.

Tidak ada satupun yang bisa menghalangi kemurkaan seorang ibu terhadap anaknya. Itulah hasil yang dapat kita lihat bersama apabila seorang anak durhaka dan memberontak terhadap orang tua, khususnya pada ibunya sendiri.

Dari kedua contoh tersebut juga bisa diperhatikan mengenai ciri-ciri yang termuat di dalamnya seperti menggunakan kalimat yang singkat, jelas, mudah dipahami dan mengandung ulasan singkat sekaligus kesimpulan.

Setelah membaca ulasan terkait pengertian epilog, fungsi, ciri-ciri dan contoh penulisannya di atas, maka Anda tidak perlu ragu lagi untuk membuat epilog dari karya sastra yang sudah ada ataupun dari karya yang dibuat sendiri.

Leave a Comment